Pengikut

Senin, 28 September 2015

Neng...aku kangen kamu

Oneng dan Chiko adalah kucing peliharaanku. Chiko masih ada tapi Oneng sudah bahagia di tempat lain. Oneng akan selalu aku kenang, wajah manisnya dan manjanya akan selalu ada dipiranku. Begitupun Chiko yang sampai sekarang masih ingat aku sebagai tuannya, dia ada di kampung halamanku. Belum tentu aku menengoknya sebulan sekali, tapi Chiko masih hafal dengan tuannya.


Kenangan saat mereka masih bersama, Oneng masih menemani Chiko dan ada untukku untuk menghiburku. Oneng kucing betina yang aku sayang. Yang dari kecil aku pelihara dan memiliki anak 3 tapi sayang anaknya aku buang. Aku merasa sangat bersalah. Maafkan aku Neng... T_T


Oneng cantik sekali, aku kangen Oneng. Neng kamu nggak kangen aku tah...aku kangen sekali sama kamu. kalo aku ingat kamu aku selalu nangis. tau nggak Neng...orang yang dulunya mengusir kamu itu sekarang dalam rangka perceraian. Katanya sih rumahnya mau dijual...

Allah adil ya Neng...dia dulu yang mengusir kamu dan memusihi aku....akhirnya....

Raymond

Aku memberinya nama Raymond, entah kenapa aku beri nama dia Raymond. Mungkin karena wajah gantengnya dan keluguan wajah yang dimilikinya. Aku bertemu pertama kali dengannya di depan kantor saat aku hendak ngopi di warung sebelah. Tiba-tiba Raymond menghampiriku dengan manja dan mengeong-ngeong seperti minta makan.

Aku pandang wajahnya sekilas dan dia mengiba. Akhirnya aku pergi ke warung sebelah berharap aku menemukan tulang ayam di warung. Dan benar dugaanku, di atas meja ada bekas piring orang yang sudah makan siang dan aku melihat ada tulang ayam. Akhirnya aku bungkus dengan tisu tulang ayam itu dan aku segera berlari ke kantor untuk aku berikan ke Raymond, dan amazing Raymond memakan dengan lahapnya. Aku bahagia sekali melihatnya.

Hari berganti hari, Raymond yang selalu nongkrong di depan kantor/parkiran kini pindah ke belakang disamping Mushola. Kadang kalo sempat aku bawakan nasi dan lauk pindang dari rumah namun terkadang jika aku makan di warung selalu aku bungkuskan untuknya. Raymond senang sekali dia makan dengan lahapnya. Kadang jika teman-teman kantor nimbrung di pelataran mushola si Raymond juga ikutan nimbrung berharap diberi makanan oleh mereka. Alhamdulillah selama ini Raymond nggak kekurangan makan sedikitpun.

Raymond

Tapi...inilah yang membuat aku nyesek...saat melihat Raymond. Aku ingin menangis, aku ingin membawa Raymond kabur dari sini. Setiap hari aku melihat wajah bengkak Raymod akibat diserang kucing liar yang buas, kadang aku masih melihat darahnya yang masih basah dan segar di pipi dan ekornya. Raymond selalu kalah karena dia adalah tipe kucing rumahan yang manja dan tak kuat dalam melawan musuh. Aku tak tega dan aku menangis. Aku ingin membawanya pulang dan ingin aku pelihara...tapi pasti suamiku nggak ngizinin aku. Selain nggak ada yang melihara Raymond dirumah diakibatkan aku dan suami sama-sama bekerja alasan lainnya juga karena para tetangga perumahanku tidak mau ada kucing.

Wajah Raymond luka-luka

Aku hanya bisa menatap nanar si Raymond dengan wajah bengkaknya setiap hari dan berharap Allah memberikan petunjuk untukku kemanakah harus aku selamatkan si Raymond. Dan, akhirnya aku teringat mbak Anastasya seorang yang peduli kucing. Pertama kali bertemu dengannya saat di Hotel Artotel saat ada acara Blogger. Disanalah aku menemukan hatiku, yaitu seseorang yang mencintai binatang khususnya kucing.

Aku WA mbak Anastasya dan menceritakan semua masalahku tentang Raymond. Mbak Anastasya membantuku dengan memberikan jalan keluar yaitu Raymond harus ada yang mengadopsi atau di taruh di shelter. Akhirnya karena aku nggak yakin ada yang mau mengadopsi Raymond akhirnya aku taruh di shelter aja si Raymond. Nggak apa-apa tiap bulannya duitku keluar buat makan dan perawatannya kucing itu, aku ikhlas daripada dia tersiksa karena ketakutan dengan kucing liar dikantor.

Pulang kantor akhirnya aku minta antar ke suamiku untuk mencari alamat shelter itu dimana nantinya Raymond aman disana dan ada yang merawatnya dengan kasih sayang. Dan akhirnya Allah memang memberikan petunjukNya, tanpa kesasar aku berhasil menemukan alamat itu dengan mudah dan cepat. Aku serahkan Raymond pada mbak-mbak yang sungguh luar biasa merawat kucing-kucing itu. Mbak-mbak yang dengan setia menjaga dan merawat kucing itu layaknya anak sendiri.


Aku akan sering melihat Raymond dan teman-teman kucing lainnya. Semoga aku bisa membantu setiap bulannya kalau bisa lebih. Semoga ada orang yang masih peduli dengan binantang-binatang disekitar khusunya kucing. Ya Allah...tambahkan rezekiMu agar aku bisa membantu mereka. Walau secara tenaga aku tidak bisa merawatnya, namun berikanlah rezeki lain agar mereka bisa makan dan terurus dengan baik.

Dwi Puspita
Seorang Pecinta Kucing

Selasa, 22 September 2015

Ikut Belajar Bersama


Oneng dan Chiko kucing yang pintar. Mereka ikut belajar, mendengarkan setiap apa yang tuannya bicarakan. Kucing hebat dan yang selalu ada di hatiku. Oneng dan Chiko akan selalu dalam kenanganku dan akan menjadi kenangan yang indah. Mereka teman disat hidupku melarat, mereka tau akan keadaanku dulu. Oneng dan Chiko menerima aku apa adanya. Aku kangen kalian...


Oneng melihat dan mendengarkan secara seksama apa yang dibicarakan si adek manis. Oneng adalah kucing yang aku sayang, Oneng sudah tenang di tempat lain sana. Tapi aku selalu merasa Oneng tetap hidup dipikiranku. Oneng kucing yang pintar dan aku sangat sayang dia.


Oneng dan Chiko adalah kucingku yang aku sayang, kucing yang tau kesusahanku zaman dulu. Saat aku masih melarat 2 kucing ini selalu ada untukku dan menghiburku. Tak mudah aku melupakannya begitu saja. Oneng dan Chiko akan selalu dihatiku.


Belajar bersama, Oneng dan Chiko paling suka. Mengganggu anak manusia bercerita...
Oneng dan Chiko selalu menjadi hewan peliharaan yang aku sayang, kucing yang aku sayang...karena mereka pula aku bisa terhibur saat duka menyelimutiku :(


Oneng dan Chiko...kucing-kucing yang aku sayang. Kalian akan selalu hidup dalam kenanganku, walaupun Oneng sudah tiada tapi tenang saja...kenangan indah kita akan ada untuk selamanya.


Selasa, 15 September 2015

Duduk Santai di Kursi

Siang ini panas sekali...Chiko sudah mulai menampakkan kekesalannya. Kesal karena hari ini panas, sudah panas nggak dapat makanan. Jadinya dia bete kuadrat, alhasil dia langsung naik ke atas kursi dan merebahkan badannya.


Sambil merem melek dia mengambil posisi yang amat pewe ( posisi wenak :D ) Sambil menikmati cuaca panas yang terkadang semilir angin datang dari samping kiri telinganya. Chiko suka sekali duduk-duduk santai jika hawa panas seperti ini, biasanya dia langsung tertidur pulas saking panasnya.



Atau dia melamun, mengingat si Oneng yang udah meninggalkannya duluan. Oneng sudah ada di surga, Oneng sudah meninggalkan Chiko duluan. Oneng dan Chiko adalah 2 kucing yang aku sayang. Kucing dari Menganti Gresik dimana aku tinggal. Mereka sudah tau sejarah suka dukaku bersama suami.



Aku belikan Chiko kalung yang berbunyi agar aku bisa memantau keberadaannya dimana. Warna kalung kuning dengan harga 15ribu perak untuk Chiko. Awalnya Chiko masih kaget dengan benda yang berbunyi dikalungnya tapi lama-lama jadi biasa.




Dia selalu merem melek kalo diajak bicara, entah dia mengerti aku ngomong apa ama dia. Yang penting saat dipanggil pus dia datang kearahku. Chiko dengan bulu putih halusnya selalu membuatku kangen selalu. Chiko adalah kucing dungu yang aku sayang.



Kalungnya merupakan hadiahku untuknya karena dia menjadi kucing penurut dan kerasan dengan kampung halamanku. Aku takutnya Chiko nggak kerasan saat aku bawa pulang ke kampung, aku takut dia kabur dan hilang. Tapi dia kucing penurut yang mengerti akan kegelisahanku. Chiko anteng dirumah nenekku.




Kalau sudah siap-siap mau balik keperantauan aku sedih banget karena harus ninggalin Chiko. Aku nggak tega tapi ya harus gimana lagi. Disana Chiko takut di bully ama tetangga karena dirumah nggak ada aku dan suami. Aku dan suami sama-sama kerja. Aku nggak tega melihat Chiko sendirian dirumah, mendingan Chiko tinggal dikampungku saja soalnya dikampung banyak sekali binatang peliharaan kakekku yang nantinya akan menjadi teman Chiko.



Kalo mau tidur Chiko biasanya siap-siap membersihkan badannya dengan cara menjilat seluruh bulu ditubuhnya. Menurutku Chiko itu mandi, membersihkan semua kotoran yang menempel dibadannya. Baru setelah bersih dia akan berhenti menjilati seluruh badannya.




Jilat terus Ko sampai bersih ya agar bulu putih bersihmu tetap bersih dan wangi seperti saat aku menemukanmu dulu di pasar dan aku bawa pulang ke rumag di Menganti. Aku sayang Chiko, usiamu hampir 3 tahun loh...kamu harus jadi kucing hebat dan kuat ya...



Chiko...love you...

Senin, 14 September 2015

Mereka (masih) dalam kenangan





Oneng lagi nyantai di atas sepeda motor yang aku jemuri kasur. Kangen Oneng jadinya, sayang Oneng udah ada di alam yang jauhhh sekali dari aku...aku sayang Oneng dan pokoknya aku sayang Oneng...



Oneng lagi melihat aku yang lagi nyantai di atas kasur. Lalu aku foto dia...dia melihatnya. Kangen Oneng jadinya...hiks...dia sudah senang dan tenag disana T_T Neng...aku tak akan melupakanmu...blog ini tercipta agar kau tetap hidup dalam pikiranku. Semoga nanti kita bisa bertemu ya....



Chiko mencari sesuatu, entah apa yang dia cari. Chiko sudah aku bawa ke kampung halamanku sekarang. Ini hanya kenangan Oneng dan Chiko saat ada dirumahku. Aku tetap sayang dan mengingat mereka semua. Mereka kucing-kucing yang tau saat aku melarat T_T

Rabu, 09 September 2015

Chiko tidur di lantai



Ini Chiko...Chiko lagi leyeh-leyeh dilantai. Mungkin karena cuaca yang panasss sekali. Jadi Chiko ngadem di lantai agar badannya tetap merasa dingin. Chiko adalah kucing lanangku dengan bulu putihnya yang pernah naik bis bersama aku saat pulang kampung.



Chiko sudah ada dikampung halamanku. Dia senang sekali karena bisa bermain dengan sebebas bebasnya. Halaman yang luas yang bisa membuatnya tak jenuh dengan suasana kampung.




Aku sayang Chiko..sayang Oneng juga. Pokoknya aku sayang mereka...masih teringat jelas saat mereka aku bawa kekampung halamanku menggunakan kardus dan naik bis hampir 4 jam. Aku sayang kalian kucing-kucingku...

Selasa, 08 September 2015

Dia beranjak dewasa

Chiko masih kecil
Ini adalah foto Chiko ketika dia masih kecil. Baru berumur beberapa hari setelah aku adopsi menjadi kucing peliharaanku. Aku menemukan Chiko dipasar Menganti dekat dengan perumahanku. Chiko adalah kucing yang lucu dan dungu. Saat aku bawa ke rumah dia hanya diam dan pasrah.

Pas aku bawa masuk ke kamar dan aku tiduri di atas kasur suamiku selalu ngomel-ngomel. Kotor katanya...tapi tetep aja aku bandel...karena aku sayang sama Chiko.


Chiko udah besar
Yang ini adalah foto Chiko dewasa. Dia udah ada di kampung halamanku. Aku bawa Chiko pulang kekampung halaman karena tragedi yang menyesakkan dada. Kini Chiko bahagia hidup dikampungku sana. Dia bisa berlari-lari bebas di rumah nenekku dihalaman yang super luas. Aku bahagia melihat Chiko bahagia...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
- See more at: http://www.annisast.com/2015/09/tutorial-menghapus-otomatis-link-hidup.html#sthash.tpCK9Gcr.dpuf